Entri yang Diunggulkan

Lamakah Aku Pergi?

Ini adalah cerita setelah 15 tahun aku pergi dari rumah, bukan karena aku kabur, tapi karena mencari kehidupan dan masa depan yang lebih ...

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Jumat, 09 November 2018

Lamakah Aku Pergi?

Ini adalah cerita setelah 15 tahun aku pergi dari rumah, bukan karena aku kabur, tapi karena mencari kehidupan dan masa depan yang lebih baik.
Saat SMA rasanya aku tidak mungkin untuk bisa melanjutkan kuliah di perguruan tinggi, apalagi perguruan tinggi swasta, mengingat juga kemampuan ekonomi orang tuaku yang tidak pasti.
Salah satu cara yang aku dapatkan dari nasehat kakakku adalah kuliah di perguruan tinggi negeri.
Aku berusaha untuk itu, aku minta dalam doa, kemudian impian itu terwujud. Aku lulus UMPTN Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Sastra di Universitas Udayana Bali.
Bahagia rasanya aku bisa melanjutkan studiku walau sudah setahun terlewat hidup dalam ketidakjelasan.
Mengapa perguruan tinggi negeri? Ya, itulah tujuanku selain untuk meringankan beban orang tuaku yang masih membiayai adikku sekolah, perguruan tinggi negeri biayanya sangat terjangkau, apalagi Universitas Udayana.
Sampai di Bali aku senang sekali, tapi sempat aku mengalami homesick, aku menelpon orang tuaku minta pulang, tapi ibuku dengan keras mengatakan, "Kamu akan menyesal seumur hidupmu, jangankan sampai rumah, ketika kakimu baru memijak tanah Jawa saja maka akan hilang masa depanmu!!!", dan banyak lagi nasehat yang aku dengar.
Takut sekali perasaanku saat itu, aku dengar nasehatnya dan aku lakukan apa yang ibuku minta hingga 16 tahun berlalu, akhirnya aku pun kembali ke rumah.

2016 aku kembali tidak dengan badanku sendiri, tapi aku juga membawa oleh-oleh cinta untuk orang tuaku, yaitu Istri dan Anak cantikku.

"Lamakah aku pergi
hingga tak sadar rambutku makin memutih
banyak waktuku terbuang rugi.
Lamakah aku pergi
hingga tak sadar beribu kisah ingin kubagi.."

Jika rumah adalah dimana hati berada, maka aku ingin kembali pulang ke rumah, ke dalam ranah tanah Metropolitan.
Seperti lagu "Ku Kan Pulang" yang selalu menjadi temanku di perjalanan,
akankah Jakarta tetap menjadi tempat dimana aku bisa menjelajahi waktu, melintasi jalan yang ramai, dan gedung-gedung yang menjulang mencakar langit?
Seperti Mahatma Gandhi pernah berkata, "apa yang kita perbuat sekaranglah yang akan menentukan masa depan"

"...sementara waktu mengubah kita
ku kan pulang
pulang ke rumah.
...
bawa cerita,
indah dunia" -Dialog Dini Hari-

Jakarta, Juli 2016

Minggu, 10 Desember 2017

Nikmat dalam Dosa

Nikmat dalam Dosa


Adam,
Kau membiarkannya mati tanpa kafan
Tapi, kau tiduri ia sepanjang usiamu
Kau nikmati kubangan dosa dari kutukanmu

Adam,
Lihatlah keturunanmu
Lihatlah, mereka yang terjerat dalam kitab
Tak ubahnya kau,
Yang sebenarnya terkandung dalam rahim Hawa.

Jakarta, 06 Desember 2017